Amat sangat sulit saya rasakan untuk project interview ini. tetapi dengan keinginan saya untuk dapat menyelesaikan semua project Mata Kuliah ini, saya berusaha untuk tetap mencari seorang narasumber yang bisa termasuk ke dalam golongan master, legend, atau pun fenomenal.
Banyak bantuan dari teman-teman dalam memberikan masukan narasumber. sempat beberapa kali mengirim CV ke Bu Ais, dan beberapa kali di tolak juga. sempat hampir menyerah dengan semuanya. tetapi saya tetap berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikannya.
berikut adalah wawancara saya dengan Pak Alfian Rahardjo, di mana beliau adalah seorang News Anchoor yang sekarang sudah menjadi Produser:
Q: Bagaimana pemahaman arti Ide menurut Bapak?
A: Menurut saya ide itu sebenarnya adalah sebuah kerangka berpikir dimana dia menjadi sebuah pijakan awal. Jadi ide itu seperti sebuah pola pikir awal sebelum itu dikembangkan menjadi beberapa hal yang yang lebih besar dari itu. Seperti ketika orang melangkah ia membutuhkan pijakanan, itulah yang bisa disebut ide, sebuah pijakan awal, step atau langkah pertama.
Q: Bagaimana pemahaman arti Konsep menurut Bapak?
A: Nah, kalau konsep itu merupakan satu turunan dari ide. Jadi ketika ide itu ingin dijalankan, ia harus dibentuk sebuah konsep dulu, sehingga nanti ketika ide itu dijabarkan akan sudah terbentuk dengan baiklah. Jadi harus ada konsep-kosnsepnya dulu, langkah-langkahnya terlebih dahulu seperti apa
Q: Bagaimana cara atau strategi Bapak untuk mewujudkan ide dan konsep didalam setiap karya-karya itu?
A: Gini, Kalau apa yang sudah saya lakukan selama ini, ketika memang ada ide, ketika awal ada ide, itu kita mencoba menjabarkannya dalam bentuk konsep terlebih dahulu. Jadi muncul beragam konsep, kemudian dari beberapa konsep itu kita pilih mana konsep yang terbaik menurut kita. Jadi kita melakukan pemilihan konsep. Nah konsep-konsep itu yang milih bukan kita sendiri, tetapi kita ada beberapa orang untuk membahas mana konsep yang terbaik untuk kita. Karena ide cuma satu, konsep bisa beragam.
Q: Bagaimanakah ukuran suatu ide dan konsep dianggap bernilai baik, dilihat dari idealisme dan bisnis?
A: Memang beda banget, ketika ide dan konsep itu dijadikan ukuran idealisme dan juga ukuran bisnis. Kalau idealisme itu biasanya tiap orang mempunyai keinginan untuk ideal, idealisme menurut mereka, Cuma kadang-kadang dari idealisme itu kurang bisa, kalau di dunia broadcast seperti saya ini, idealisme ini kadang-kadang susah untuk dijual, atau kurang laku dijual, jadi kurang memenuhi keinginan pasar. Sementara kalau bisnis tujuannya adalah salah satunya untuk memenuhi keinginan pasar. Jadi ide dan konsep itu harus benar-benar ia kembangkan, idenya mungkin sama cuma konsepnya mungkin beda, ini konsep dimana idealisme, dan ini konsep dimana bisnis. Jadi tinggal dipilih yang mana. Jadi kalau di dunia televisi mungkin akan dipilih yang bisnis ketimbang idealisme. Kalau idealisme mungkin hanya membuat berbagai macam lomba, misalnya ada lomba program atau apa, lomba foto, atau lomba video dokumenter., itu bisa secara ideal. Tetapi jika di industri kita tidak bisa seperti itu, kita harus menyesuaikan dengan keinginan pasar.
Q: Bagaimana pendapat Bapak tentang dunia ide dalam industri kreatif (dunia penciptaan) di Indonesia?
A: Ide itu bisa muncul kapan saja, dan bisa lahir di mana saja. Semua orang pasti puny aide, hanya saja nanti ketika penjabaran dalam bentuk konsep itu bisa akan sama, misalkan ide saya dan idemu berbeda, tetapi ketika di dalam konsep bisa saja konsep saya dan konsep anda sama. Karena konsep-konsep dan ide-ide yang beragam inilah, ketika televisi membuat program gak ada habisnya, ada ajah ide-idenya dan ada saja konsep-konsepnya. Mungkin idenya sama, misalnya membuat program cooking, tetapi konsepnya berbeda satu di konsep memasak sambil jalan-jalan, satu di konsep masak benar-benar di dapur melibatkan audience dan sebagainya, ada lagi satu konsep memasak di alam terbuka dengan menggunakan bahan-bahan alam. Jadi bisa beragam. Nah itulah yang akhirnya membuat kreatif di Indonesia gak pernah habis, kerena beragam ide dan konsep itu.
Q: Apakah menurut Bapak sebuah ide dan konsep yang baik akan mempengaruhi baik buruknya sebuah karya?
A: Kalau ide mungkin tidak akan mempengaruhi baik buruknya sebuah karya. Karena semua ide itu menurut saya bagus, hanya saja yang mempengaruhinya adalah konsepnya, yang bentuk turunan dari ide itu yang mempengaruhi baik buruknya sebuah program. Karena ketika konsep itu dirancang dengan sedemikian rupa, dengan baik dan tertata dengan baik maka itu akan menjadi suatu hal yang baik.
Q: Bagaimana cara Bapak menuangkan sebuah ide dan konsep dalam acara yang bawa bawakan?
A: Ketika misalkan dalam posisi saya sebagai seorang news anchor, ketika ada sebuah ide dan produser sudah memberikan konsep, saya akan membahas konsep ini lebih dalam lagi sehingga program ini bisa berjalan sesuai dengan konsepnya dan tidak melenceng. Makanya ketika saya mendapatkan sebuah konsep, saya senantiasa berdiskusi dan saya juga mengadakan riset, baik itu riset pustaka, riset melalui website atau yang lainnya, dan mungkin wawancara dengan narasumber saya untuk menjadikan program itu bagus.
Q: Bagaimana menurut Bapak sebuah karya yang baik itu?
A: Karya yang baik itu adalah ketika dimana semua berjalan sesuai dengan konsep. Dan konsep itu juga di dukung dengan team work yang bagus juga. Ketika konsep itu dibuat dengan baik, tetapi tidak di dukung dengan team work maka percuma juga walau ide dan konsepnya bagus. Harus ada sinergi antara ide, konsep dan team work. Itulah pilar yang paling utama yang menurut saya untuk membuat sebuah program.
Q: Dan sebagai seorang Produser, bagaimana cara Bapak dalam membuat sebuah karya yang baik?
A: Intinya hampir sama seperti tadi, seorang produser pasti mempunyai ide dan dia menjabarkan konsepnya itu dan bagaimana dia mendiskusikan konsepnya itu dengan timnya yang lain sehingga menjadikan sebuah program yang baik. Karena kita tidak bekerja sendiri, kita bekerja cameraman, audioman, lightingman. Bagaimana kita mengajak semua kru itu untuk memahami semua konsep yang saya inginkan dan sesuai dengan keinginan dunia industri itu. Kita menyamakan persepsi dulu nih diantara semua kru, kamu boleh menyampaikan ide kreatifmu seperti apa asal kita bicarakan bareng-bareng dulu, sehingga antara satu orang dengan yang lainnyantidak memaksakan kreatifnya.
Q: Bagaimana awal mulanya Bapak sebagai News Anchoor, dan apa ketertarikan bapak dengan bidang ini?
A: Awalnya itu, sebenarnya sejak kecil saya tertarik dengan penyiar-penyiar yang di TVRI tampil di layar, baca, pokoknya udah top margotop lah. Cuma akhirnya waktu kuliah saya memilih komunikasi untuk menyesuaikan bekerja di televisi, namun awalnya saya gak begitu srek di televise, karena awalnya belum bisa. Saya bekerja di radio dulu sebagai basic, saya harus mengembangkan vocal dsb di radio. Akhirnya setelah itu awalnya saya masuk di TVRI, setelah itu saya pindah ke Trans TV dan habis itu saya pindah ke Trans 7 menjadi News Anchoor, dan setahun terakhir saya sudah pensiun menjadi Anchoor , namun kalau ada acara-acara khusus saya masih menjadi dipakai. Ketika menjadi Achoor ini bukan pekerjaan yang gampang, bukan pekerjaan yang instan. Seperti yang terjadi di beberapa station sekarang, ketika seseorang yang dianggap terkenal ia bisa menjadi seorang News Anchoor. Karena menurut saya sebagai News Anchoor itu khan adalah jangkar, dimana ia harus bisa mencari berita, dimana dia juga harus bisa membawakan berita dengan baik, dan bagaimana ia bisa mengembangkan berita sesuai dengan yang ia inginkan. Dan itu susah, tidak gampang, memang ada tahapan-tahapannya. Ia harus menjadi News Presenter dulu, kemudian dia harus menjadi News Reader dulu, dan kemudian dia bisa menjadi seorang News Anchoor. Dimana dia bisa menjadi seorang Produser, menjadi Anchoor, semuanya bisa. Dan saya tertarik dengan bidang ini karena itu tadi, beberapa pekerjaan bisa dilakukan dengan hanya satu orang. Dia bisa menulis berita, dia bisa membawakannya kemudian dia juga bisa memilih-milih berita yang ia inginkan
Q: Apa harapan bapak sebagai seorang yang professional kepada generasi penerus sekarang ini ?
A: Harapannya adalah terus kembangkanlah ide dari temen-temen sekarang, kerena kadang-kadang banyak orang punya ide tetapi ia tidak mau menurunkan ide itu dalam bentuk konsep, hanya sebatas ide. Ide itu hanya diomongkan, tidak berusaha menjadikan ide itu real atau menjadi sesuatu yang nyata.